Avelino adalah mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste di masa penjajahan Indonesia. Ia menjabat sebagai sekretaris jenderal di Partido Sosialista de Timor (PST) dan pernah menjabat sebagai menteri di Timor Leste.
Ernst Utrecht adalah profesor
hukum sekaligus simpatisan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan pendukung keras
Soekarno. Ia pernah mengajar di beberapa universitas di Indonesia, di antaranya
adalah Universitas Indonesia (UI), Hasanuddin (Unhas), Padjajaran (Unpad).
Setelah peristiwa 1965 Utrecht tak bisa kembali ke Indonesia dan menghabiskan hidupnya
di Belanda.
Faiza adalah sutradara sekaligus
penulis naskah drama. Karyanya, di antaranya adalah Nyai Ontosoroh, yang
merupakan adaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Ia juga
mengadaptasi karya-karya dramawan Norwegia, Handrik Ibsen, ke dalam bahasa
Indonesia.
Pinto pernah menjabat sebagai menteri pertahanan di Timor Leste. Ia menyelesaikan pendidikannya di Indonesia dan Malaysia, dan merupakan mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Malcolm Caldwell adalah seorang akademisi dan sejarawan asal Inggris, dikenal karena keahliannya dalam ekonomi politik serta dukungannya yang kontroversial terhadap rezim Khmer Merah di Kamboja. Ia tewas secara tragis di Phnom Penh pada tahun 1978, tak lama setelah bertemu dengan Pol Pot.
Max adalah penerjemah
karya-karya Pramoedya Ananta Toer dan W.S. Rendra ke dalam bahasa Inggris. Ia
juga mantan pengajar di Victoria University di Australia dan sekarang menjadi peneliti
tamu di Yusof Ishak Institute ISEAS di Singapura.
Pradipto atau akrab dipanggil
Wanda adalah pengajar di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya di
Universitas Airlangga, Surabaya. Ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di
Universitas Sydney, Australia.